Mengapa Perlu Perencanaan Konten?

Photo of author

By Immaculata Desti

Dalam strategi pemasaran konvensional, banyak yang mengeluarkan biaya besar untuk mempromosikan produknya melalui baner, iklan di TV, maupun radio. Namun, di era digital seperti saat ini, promosi dapat dilakukan melalui media sosial. Sayangnya, sekadar menggunakan media sosial saja tak cukup untuk meningkatkan penjualan produk, dibutuhkan strategi pemasaran dengan perencanaan konten supaya dapat menarik perhatian banyak pengunjung.

Adanya perencanaan konten merupakan cara terbaik untuk membuat label bagi produk agar lebih dikenal. Hal itu bisa dilakukan tidak hanya dengan melakukan optimalisasi konten dan tampilan halaman, tapi juga dengan menyediakan konten yang bernilai. Tentu saja untuk mencapai hasil maksimal, media sosial harus dirancang secara kontinu dan konsisten. Konten pun juga harus dirancang agar sesuai dengan target audiens yang diinginkan.

Berikut ini adalah alasan mengapa perencanaan konten sangat perlu untuk dilakukan:

Karakter merk menentukan efektivitas pesan yang ingin disampaikan

Kebanyakan orang memakai media sosial ala kadarnya. Asal unggah tanpa memperhatikan tujuan atau pesan yang ingin disampaikan. Untuk itu, memahami karakter merk dan media sosial yang digunakan adalah perlu. Tujuannya untuk mencapai efektivitas pemasaran yang diinginkan.

Menentukan saluran yang tepat akan berpengaruh langsung pada audiens dari media sosial tersebut. Misalnya, dengan karakter merk di mana ingin mendapatkan pembeli muda, Instagram bisa menjadi saluran yang tepat. Instagram memiliki karakter berbasis tampilan visual, artinya dapat memaksimalkan konten foto atau desain grafis yang youthful.

Penyesuaian konten tidak berhenti dengan menyesuaikan karakteristik media sosial. Menentukan pendekatan yang tepat pada audiens pun menjadi langkah selanjutnya. Setelah memaksimalkan karakter Instagram dengan tampilan visual yang bagus, caption sekaligus teknik editing visual menjadi cara selanjutnya untuk semakin menonjolkan karakter merk.

Misalnya dengan karakter persona passionate, tunjukkan karakter yang kuat dengan pemilihan kata seperti ajakan; seperti mengajak audiens untuk menjadi pemimpin.

Membangun kesadaran terhadap produk yang dijual

Saat target pelanggan berkunjung ke halaman media sosial, tentunya mereka ingin mengetahui apa nilai lebih produk yang ditawarkan dibandingkan dengan produk kompetitor. Perencanaan konten untuk strategi pemasaran dibutuhkan untuk menonjolkan nilai lebih tersebut, tentunya dengan eksekusi secara konsisten.

Menekan biaya promosi melalui iklan

Perencanaan konten bisa digunakan sebagai alternatif memasang iklan di mesin pencarian Google atau media sosial seperti Facebook dan Twitter.  Bisa dikatakan, strategi pemasaran dengan perencanaan konten media sosial dapat menarik perhatian banyak pengunjung.

Kelebihan lainnya adalah biaya untuk membuat konten terbilang lebih murah daripada biaya untuk beriklan di TV atau radio. Konten yang telah dimuat dalam media sosial pun akan terdokumentasi selamanya dalam mesin pencarian dan bisa menimbulkan potensi bisnis baru di masa depan.

Membangun hubungan dengan konsumen

Di saat yang bersamaan, konten-konten yang dibuat juga harus mengandung unsur-unsur yang dapat meningkatkan relasi dengan pengguna. Hal itu bisa dilakukan dengan cara mengisi unsur-unsur perusahaan seperti budaya perusahaan, visi dan misi, dan keunggulan perusahaan.

Selain itu, konten yang dibuat harus berbobot atau memiliki nilai tambah bagi para pembaca. Sebagai contoh, sebuah artikel hasil penjualan cenderung kurang efektif dibandingkan artikel yang memuat kisah-kisah bagaimana produk kita berhasil memecahkan hal yang berkaitan dengan masalah konsumen.

Menentukan audiens, memilih media sosial yang tepat

Masing-masing media sosial memiliki jenis pengguna yang berbeda-beda. Untuk mengetahui media sosial mana yang paling tepat untuk memasarkan produk, pastikan kenali siapa audiens atau target pembeli kita.

Contohnya, apabila kita ingin memasarkan skincare untuk remaja, maka media sosial yang tepat adalah Instagram karena mayoritas penggunanya adalah anak usia remaja. Sebaliknya apabila kita ingin menjual pakan lele dan ternak di Instagram, kita akan kesulitan menaikkan penjualan karena produk tersebut rata-rata digunakan oleh pelanggan usia matang. Pelanggan usia matang sendiri mayoritas menggunakan Facebook untuk berinteraksi satu sama lain di dunia maya.

(Visited 1,292 times, 1 visits today)